Menutup Aurat, Sholat Dan Berpuasa Tapi Pacaran. Hati-Hati Dirimu Sedang Bermain-Main Dengan Keimananmu
Inilah fenomena miris di akhir zaman; banyak wanita berjilbab tapi ‘demen’ pacaran. Pacaran, rupanya bukan hanya di’sukai’ wanita muda Islam yang tak berjilbab, sebaliknya akhwat-akhwat bergelar jilbaber pun masih ada yang menjalin hubungan tak halal itu.
Entah apa yang menjadi alasan sehingga para akhwat masih ada yang pacaran. Apakah mereka tidak tahu, dalam syariat Islam, pacaran hanya boleh dan bisa dilakukan bagi mereka yang sudah menikah??
Inilah fenomena miris di akhir zaman; banyak wanita berjilbab tapi ‘demen’ pacaran. Pacaran, rupanya bukan hanya di’sukai’ wanita muda Islam yang tak berjilbab, sebaliknya akhwat-akhwat bergelar jilbaber pun masih ada yang menjalin hubungan tak halal itu.
Entah apa yang menjadi alasan sehingga para akhwat masih ada yang pacaran. Apakah mereka tidak tahu, dalam syariat Islam, pacaran hanya boleh dan bisa dilakukan bagi mereka yang sudah menikah??
Pacaran adalah hubungan haram yang tidak mendapat legalitas dan keridhaan dari syariat Islam. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya pun membenci pacaran. Sebab, bagaimana mungkin sebuah pernikahan akan mendapat keberkahan dari Allah, jika pernikahan itu dibangun dengan jalan yang tidak diridhai-Nya.
Orang-orang yang keras hatinya tentu akan membela diri dan berkata, “Ah, seperti gak tahu gak tahu anak muda saja. Masak pacaran dilarang! Trus, gimana mau dapat suami atau istri kalau pacaran gak boleh.” Ini bukan masalah boleh ga boleh sist…, tapi sebagai muslimah kita harus cerdas akal adan imannya, jangan mau dijerat oleh iblis laknatullah.
Jika ngaku muslimah, maka jangan menjadi muslimah munafik; satu sisi taat kepada Allah, tapi di lain sisi ‘taat’ pada ajakan iblis untuk pacaran! Jadilah muslimah yang takut kepada Allah, takut dalam arti sadar dan menyadari bahwa sebenarnya ajal itu selalu mengintai. Bayangkan jika seseorang yang sedang bercengkrama mesra dengan pacarnya, lalu Malaikat Izrail datang mencabut nyawanya… Apakah mati dalam keadaan pacaran disebut mati dalam keadaan yang baik (husnul khatimah)? Tentu saja, mati dalam keadaan memaksiati Allah adalah mati dalam keadaan yang buruk (suul khatimah), nauzubillah.
Jangan khawatir tak mendapatkan suami di dunia ini. Tapi jangan pula berani menghalalkan pacaran, sebab pacaran itu akan berkah jika dilakukan setelah menikah. Yakinlah dengan janji Allah dalam QS. 24/An Nur: 26.
Pacaran adalah bibit kemunafikan, kebohongan, menumpuk-numpuk dosa, bahkan kemusyrikan.
Karena itu, orang yangg pacaran itu cenderung menampilkan sikap munafik. Mereka senantiasa menunjukkan hal-hal menarik, sempurna dan satria di depan sang pacar. Walau sebenarnya ada seabrek kekurangan, kedustaan, keburukan dan kebodohan pada pribadinya. Semua kebohongan itu mereka tutupi dengan rapi dan cantik. Baru setelah menikah mereka akan kecewa ternyata hal-hal menarik dulu saat pacaran tak ditemui lagi setelah menikah.
Wanita Shalihah adalah Mereka yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Senantiasa tidak melaksanakan kemaksiatan seperti berpacaran dan bertingkah laku seperti laki-laki.
Lalu wanita yang pacaran bagaimana? Taatkah mereka? Menjauhi larangan Allah kah?
Silahkan nilai sendiri, Sobat sudah pasti bisa menyimpulkannya bukan?
Entah apa yang menjadi alasan sehingga para akhwat masih ada yang pacaran. Apakah mereka tidak tahu, dalam syariat Islam, pacaran hanya boleh dan bisa dilakukan bagi mereka yang sudah menikah??
Inilah fenomena miris di akhir zaman; banyak wanita berjilbab tapi ‘demen’ pacaran. Pacaran, rupanya bukan hanya di’sukai’ wanita muda Islam yang tak berjilbab, sebaliknya akhwat-akhwat bergelar jilbaber pun masih ada yang menjalin hubungan tak halal itu.
Entah apa yang menjadi alasan sehingga para akhwat masih ada yang pacaran. Apakah mereka tidak tahu, dalam syariat Islam, pacaran hanya boleh dan bisa dilakukan bagi mereka yang sudah menikah??
Pacaran adalah hubungan haram yang tidak mendapat legalitas dan keridhaan dari syariat Islam. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya pun membenci pacaran. Sebab, bagaimana mungkin sebuah pernikahan akan mendapat keberkahan dari Allah, jika pernikahan itu dibangun dengan jalan yang tidak diridhai-Nya.
Orang-orang yang keras hatinya tentu akan membela diri dan berkata, “Ah, seperti gak tahu gak tahu anak muda saja. Masak pacaran dilarang! Trus, gimana mau dapat suami atau istri kalau pacaran gak boleh.” Ini bukan masalah boleh ga boleh sist…, tapi sebagai muslimah kita harus cerdas akal adan imannya, jangan mau dijerat oleh iblis laknatullah.
Jika ngaku muslimah, maka jangan menjadi muslimah munafik; satu sisi taat kepada Allah, tapi di lain sisi ‘taat’ pada ajakan iblis untuk pacaran! Jadilah muslimah yang takut kepada Allah, takut dalam arti sadar dan menyadari bahwa sebenarnya ajal itu selalu mengintai. Bayangkan jika seseorang yang sedang bercengkrama mesra dengan pacarnya, lalu Malaikat Izrail datang mencabut nyawanya… Apakah mati dalam keadaan pacaran disebut mati dalam keadaan yang baik (husnul khatimah)? Tentu saja, mati dalam keadaan memaksiati Allah adalah mati dalam keadaan yang buruk (suul khatimah), nauzubillah.
Jangan khawatir tak mendapatkan suami di dunia ini. Tapi jangan pula berani menghalalkan pacaran, sebab pacaran itu akan berkah jika dilakukan setelah menikah. Yakinlah dengan janji Allah dalam QS. 24/An Nur: 26.
Pacaran adalah bibit kemunafikan, kebohongan, menumpuk-numpuk dosa, bahkan kemusyrikan.
Karena itu, orang yangg pacaran itu cenderung menampilkan sikap munafik. Mereka senantiasa menunjukkan hal-hal menarik, sempurna dan satria di depan sang pacar. Walau sebenarnya ada seabrek kekurangan, kedustaan, keburukan dan kebodohan pada pribadinya. Semua kebohongan itu mereka tutupi dengan rapi dan cantik. Baru setelah menikah mereka akan kecewa ternyata hal-hal menarik dulu saat pacaran tak ditemui lagi setelah menikah.
Wanita Shalihah adalah Mereka yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Senantiasa tidak melaksanakan kemaksiatan seperti berpacaran dan bertingkah laku seperti laki-laki.
Lalu wanita yang pacaran bagaimana? Taatkah mereka? Menjauhi larangan Allah kah?
Silahkan nilai sendiri, Sobat sudah pasti bisa menyimpulkannya bukan?